Skip to main content

Budaya Indonesia

follow us

Inilah Keindahan Pesona Alam dan Budaya Gunung Bromo

Penggemar wisata alam pastinya sudah tidak asing lagi mendengar nama gunung yang satu ini. Gunung Bromo memang terkenal sebagai tujuan wisata yang menawarkan panorama alam yang mempesona. Tidak hanya itu, gunung ini berada di kawasan Kaldera Tengger yang sering dikunjungi oleh wisatawan untuk menikmati matahari terbit. Gunung setinggi 2329 m di atas permukaan air laut ini berlokasi di Jawa Timur. Keunikan lokasi gunung ini adalah karena terletak di perbatasan empat wilayah kabupaten sekaligus, yaitu Kabupaten Malang, Kabupaten Pasuruhan, Kabupaten Lumajang dan Kabupaten Probolinggo. Karena potensi wisata dan budayanya, gunung ini dimasukan ke dalam Taman Nasional Bromo Tengger Semeru. Suku Tengger sendiri merupakan suku asli yang berada di sekeliling gunung ini.



Karena masih termasuk dalam gunung berapi yang aktif, maka gunung ini masih sering meletus. Letusan terakhir terjadi pada tahun 2011 silam bahkan saat ini pun masih terjadi erupsi. Para ahli vulkanologi yang meneliti periode letusannya menginformasikan bahwa letusan tersebut terjadi pada interval 30 tahun sekali. Ketika sedang dalam masa yang tidak aktif, gunung ini menjadi sasaran wisatawan. Tidak hanya itu, lokasi wisata ini juga menjadi kawasan pendakian yang sering didatangi oleh para pendaki gunung. Upacara adat yang diadakan oleh Suku Tengger di kaki gunung juga menjadi daya tarik tersendiri.

Menikmati Matahari Terbit melalui Jalur Pendakian Ranu Pani
Jalur pendakian yang paling terkenal di Gunung Bromo disebut Ranu Pani. Ranu Pani sendiri merupakan sebuah desa di kawasan Kabupaten Lumajang. Oleh karena itu, apabila Anda ingin melakukan pendakian, maka Anda dapat memulainya dari kabupaten tersebut. Dari pos pendakian, Anda sudah disambut oleh keindahan dua danau, yaitu Ranu Regulo dan Ranu Pani. Karena sudah terkenal sebagai salah satu ujung jalur pendakian, di kawasan ini terdapat berbagai warung dan penginapan sederhana. Sebelum memulai pendakian, periksa kembali perlengkapan mendaki Anda. Pendakian disarankan dilakukan pada pagi hari. Anda dapat menginap di pos jalan pintas yang terletak di tepi desa ini untuk memuai pendakian.

Dari Desa Ranu Pani, pos selanjutnya berada di Desa Jemplang. Jarak antara dua desa tersebut adalah 12 km. Anda dapat menempuhnya dengan berjalan kaki dalam waktu 4 jam. Anda tidak disarankan untuk melakukan pendakian pada sore atau malam hari. Selain kondisi jalan yang tidak terlihat, Anda juga perlu berhati-hati oleh serangan Ajag atau anjing liar yang mendiami jalur pendakian tersebut. Apabila Anda terpaksa melakukan pendakian pada waktu tersebut, Anda disarankan untuk membawa tongkat. Pendakian di Gunung Bromo juga dapat dilakukan dengan memanfaatkan mobil Jeep yang disewakan dengan harga kurang lebih 500 ribu rupiah. Dengan Jeep tersebut, Anda dapat mengakses Desa Jemplang dalam waktu hanya 2 jam saja.
Pos istirahat di Desa Jemplang berada di atas kawasan perbukitan. Dari bukit tersebut, Anda sudah dapat menikmati pemandangan Gunung Bromo yang indah dari kejauhan. Selain itu, Gunung Batok, Gunung Watangan, Gunung Kursi, dan Gunung Widodaren yang berada di Kaldera Bromo juga dapat terlihat dari pos perjalanan ini. Perjalanan menuruni bukit sebaiknya Anda lakukan dengan hati-hati karena kecuraman bukit pada lokasi tertentu sangat berbahaya. Setelah melalui jalur pendakian yang relatif sempit, Anda akan disambut oleh padang rumput yang luas. Kedua sisi bukit yang curam di sisi jalur pendakian terkadang memperdengarkan suara angin yang begitu mistis.
Perjalanan melewati padang rumput yang hijau dilanjutkan dengan perjalanan melewati lautan pasir. Selain terik matahari yang panas, Anda juga harus mewaspadai terpaan angin yang cukup kencang. Di kawasan ini terkadang muncul badai yang lumayan besar. Siapkan stamina Anda untuk melewati jalur ini. Karena jalur berada dari arah belakang gunung, maka perjalanan harus dilakukan secara memutar. Setibanya di sisi Timur Gunung Bromo, perjalanan dilanjutkan dengan menaiki anak tangga. Dari sini aroma belerang dari dalam kawah sudah mulai tercium. Untuk memudahkan perjalanan, telah dibangun deretan anak tangga untuk para pendaki.

Misteri Terbentuknya Lautan Pasir di Sekeliling Gunung
Seperti telah disebutkan di atas, jalur pendakian Gunung Bromo melewati lautan pasir yang luas. Lautan pasir ini terbentuk bersamaan dengan terbentuknya gunung tersebut. Akan tetapi, warga Suku Tengger di sekitar gunung memiliki cerita tersendiri tentang misteri terbentuknya lautan pasir tersebut. Legenda ini dimulai dengan lahirnya seorang anak laki-laki bernama Joko Seger. Pada saat yang bersamaan, lahir pula seorang anak perempuan bernama Rara Anteng. Keduanya tumbuh menjadi remaja yang saling mencintai. Akan tetapi, kecantikan Rara Anteng mengundang orang yang sakti lain untuk melamarnya. Karena takut dengan kesaktiannya, dirinya terpaksa menerima lamaran orang tersebut dengan satu syarat.
Syarat yang diajukan oleh Rara Anteng adalah untuk mengeruk perbukitan di sekitar tempat tinggalnya dengan tempurung kelapa (batok) untuk dijadikan lautan. Persyaratan itu harus dipenuhi dalam kurun waktu satu malam saja. Karena pelamarnya adalah orang yang sakti, persyaratan itu disanggupi juga meskipun terdengar aneh. Ketika malam sudah hampir berakhir, tanah yang dikeruk sudah cukup luas. Hal ini menyebabkan Rara Anteng merasa gelisah. Untuk itu, dirinya mulai menumbuk padi di halaman rumahnya. Suara tumbukan padi membuat ayam terbangun dan mulai berkokok. Rara Anteng juga membakar jerami padinya di sisi Barat sehingga seolah-olah matahari sudah mulai terbit. Sekilas cerita tentang awal mula lautan pasir di sekitar Gunung Bromo ini memang terdengar menyerupai kisah Candi Prambanan.
Tanah galian pelamar sakti tersebut sudah cukup luas, namun belum sempat diisi air untuk dijadikan lautan. Mendengar suara kokok ayam dan melihat cahaya di Barat, dirinya berpikir bahwa pagi sudah tiba. Dirinya pun merasa marah dan melemparkan tempurung kelapa yang digunakannya untuk menggali. Tempurung tersebut berubah menjadi Gunung Batok yang sekarang berada di dekat Gunung Bromo. Setelah persyaratan tersebut gagal dipenuhi, Rara Anteng akhirnya dapat menikahi orang yang benar-benar dicintainya yaitu Joko Seger.
Kisah antara Joko Seger dan Rara Anteng tidak berakhir sampai disitu saja. Setelah lama menikah, mereka tidak dikaruniai anak. Joko Seger kemudian bertapa di kaki Gunung Bromo. Dirinya mendengar suara gaib yang mengatakan bahwa dirinya akan dikaruniai anak, namun dengan syarat bahwa mereka harus mengorbankan anak bungsunya kelak. Meskipun akhirnya dikaruniai 25 orang anak, namun sebagai orang tua, mereka tidak mau mengorbankan anaknya. Karena ingkar janji, langit menjadi gelap dan gunung pun meletus. Anak bungsu mereka menghilang karena jilatan lahar panas. Seketika itu terdengar peringatan untuk melakukan ritual pemberian sesaji pada tanggal 14 Bulan Kasada. Ritual tersebut masih dilakukan oleh masyarakat Tengger hingga sekarang.

Mitos tentang Pendaki yang Tersesat di Lautan Pasir
Meskipun lautan pasir tersebut merupakan hamparan dataran yang luas, namun banyak orang yang tersesat di kawasan tersebut. Menurut mitos yang beredar pada masyarakat sekitar, pendaki yang tersesat dapat menemukan kembali jalan pulang dengan melepas pakaiannya dan mengenakannya kembali secara terbalik. Di kawasan lautan pasir tersebut juga terdapat misteri akar gaib yang konon menyebabkan pendaki kehilangan arah. Peristiwa ini biasanya terjadi pada pendaki yang tidak menghormati kawasan di Gunung Bromo tersebut.


Hotel di Daerah Gunung Bromo
Pesona dan keindahan serta mitos yang ada di Gunung Bromo ini menjadi daya tarik tersendiri, mengingat dari hari ke hari, mingu ke minggu dan dari tahun ke tahun pengunjung semakin meningkat, baik yang ingin mendaki atau sekedar melihat dari jauh keindahan pesona alam ini. Hotel atau penginapan merupakan salah satu tempat yang mendukung dan mengakomodasi para pengunjung. Nah di kawasan inipun telah banyak tersedia berbagai jenis penginapan yang siap mengakomodasi para pengunjug, mulai dari Hotel di Gunung Bromo serta Hotel di Malang lainnya. Berikut sebagai referensi bagi sahabat yang ingin menginap di daerah kawasan Gunung Bromo
Hotel Bromo Permai
Lokasi: Jl Cemara Lawang – Ngadisari, Bromo
Lava View Lodge
Lokasi: Cemara Lawang, Sukapura, Probolinggo Terletak di pinggiran desa Cemorolawang
Sion View Hotel Bromo
Lokasi: Jl Raya Bromo, Desa Wonokerto Dulu hotel ini awalnya adalah sebuah homestay.
BJ Perdana Hotel
Jalan. Sultan Agung 21 Pasuruan, Pasuruan, Pasuruan, Indonesia
Hotel Pasuruan
Jl. Nusantara 46, Pasuruan, Pasuruan, Indonesia
Lie Mas Hotel
Jalan. Pesanggrahan No.50, Pasuruan, Pasuruan, Indonesia
Villa Parahyangan
Jl. Pesanggrahan Tretes Anggrek 2 no.14, Pasuruan, Pasuruan, Indonesia 67157
Foresta Resort
Jalan. Wilis no. 37 Tretes, Pasuruan, Pasuruan, Indonesia
Foresta Inn Family Resort
Jl.Foresta No. 20, Tretes, Pasuruan, Pasuruan, Indonesia 67157
Finna Golf dan Country Club Resort
Jl. Raya Barsari, Pasuruan, Pasuruan, Indonesia 67157
Royal Tretes View Hotel dan Convention
Jl. Gajah Mada No. 6-7 Tretes, Prigen, Pasuruan, Pasuruan, Indonesia 67157
Tretes Raya Hotel dan Resort
Jl. Malabar 168 - 169 Tretes, Pasuruan, Pasuruan, Indonesia 67157
Inna Tretes Hotel
Jl. Pesanggrahan 2, Tretes-Prigen, Pasuruan, Pasuruan, Indonesia
Surya Hotel and Cottages Prigen
Jl. Taman Wisata, Tretes Prigen, Pasuruan, Pasuruan, Indonesia
Agar mudah mengakses Blog ini di smartphone, klik ikon 3 titikdi browser Chrome kemudian pilih "Tambahkan ke layar utama".

You Might Also Like: